![]() |
Img:bukalapak.com |
Bagaimana
cara kita mengatasi berbagai masalah agar tidak berujung pada stress dan
depresi? Berpikir Cara Einstein, salah satu solusi dari seribu solusi. Berpikir
Cara Einstein ? Ya. Siapa yang tidak mengenal sosok Albert Einstein?
Albert Einstein adalah seorang ilmuwan paling jenius pada
abad 20, penemu efek fhotolistrik, teori relatifitas, menghadirkan pengetahuan
tentang atom dan bidang kosmologi. Seorang jenius yang mampu memecahkan
masalah-masalah dunia dan memahami
misteri-misteri yang ada di alam semesta ini. Bahkan karena kejeniusanya, membuat ratusan peneliti dan ilmuwan ingin mengetahui rahasia
kejeniusannya. Cara berpikirnya yang awalnya dianggap mustahil oleh siapa pun, namun dengan
kegilaan pikirnya yang berbeda dengan orang-orang lain, Einstein mampu menciptakan solusi.
Einstein mampu menciptakan solusi. Oleh karena itu sesuai judul artikel di atas salah satu solusi dari seribu solusi dalam memecahkan masalah, kali ini penulis ambil dari buku berjudul “Berpikir Cara Einstein”.
Buku ini termasuk dalam kategori Best Seller atau buku terlaris di dunia dengan
judul asli “How to think Like Einstein” karangan Scott Thorpe. Buku ini dialih bahasa oleh Drs. Arvin Saputra dengan judul terjemahan
“Berpikir
Cara Einstein” terbitan tahun 2002 dan saya senang sekali dapat
membelinya saat itu. Alhamdulillah buku ini awet sampai sekarang dan dengan senang hati saya ingin berbagi dengan pembaca tentang
isi buku tersebut.
Isi buku tersebut mengajarkan kepada kita, terlebih para pembaca untuk
menciptakan solusi-solusi terhadap masalah-masalah yang timbul bahkan yang
paling berat sekali pun. Mulai dari masalah pribadi, mengasuh dan mendidik anak, bisnis, meningkatkan peluang, membuat terobosan-terobosan baru yang kreatif dan artistik
sampai bagaimana cara meningkatkan kualitas hidup kita.
Dalam buku tersebut
tertulis bahwa dalam mengatasi berbagai masalah perlu beberapa langkah cara berfikir Einstein yaitu seperti :
1. Mendefinisikan masalah
2. Membuat Hirarki masalah
3. Mengabaikan keterbatasan yang ada
4. Menghapus jawaban-jawaban lama untuk sementara
5. Menyederhanakan masalah
6. Wortel (Apakah kebaikan yang diperoleh dari solusi)
7. Cambuk ( Bagaimana jadinya bila solusi tidak tercapai)
8. Mengubah ukuran masalahnya
9. Melihat apakah masalahnya memotivasi : menarik dan menyenangkan?
10. Membuat daftar ide sebanyak mungkin termasuk ide yang buruk.
11. Memecahkan pola berdasarkan ide-ide yang yang sudah dibuat.
Dalam artikel ini
penulis tidak akan menjelaskan secara
rinci tentang langkah-langkah tersebut diatas sebagaimana di buku yang lengkap
dengan berbagai analogi, latihan, dan penjabarannya. Lantas bagaimana
cara kita mengatasi berbagai masalah
agar tidak berujung pada stress dan depresi dengan “Berpikir
Cara Einstein?”
Ya “intisari”
dari berpikir cara Einstein dengan belajar berfikir
jenius ala Einstein adalah dengan menggunakan satu prinsip universal yaitu “ Anda harus melanggar segala macam aturan”. Ups! Anda jangan berhenti sampai di sini, teruslah membaca, pelajari dan
pahami, jika anda tak ingin kehilangan tips sangat berharga dari Albert
Einstein.
Albert Einstein berkata
dalam kata-kata bijaknya bahwa “ Masalah-masalah penting yang kita hadapi tak
dapat dipecahkan dengan pemikiran yang sama tingkatannya, seperti ketika kita
menciptakan masalah-masalah tersebut”.
Kata-kata bijaknya yang lain
yaitu “ Mereka yang berjiwa besar sedari dulu ditentang oleh mereka yang
biasa-biasa saja.”
Dalam
buku dijelaskan bahwa hambatan-hambatan
terbesar kita dalam memecahkan masalah yang berat dan bahkan mustahil adalah
diri sendiri, yaitu pengalaman-pengalaman, asumsi yang keliru, penyamarataan,
kaidah umum dan kebiasan-kebiasaan kita selama ini. Oleh karena itu kita harus
keluar dari semua itu atau tepatnya kita harus melanggar aturan yang ada untuk
memecahkan masalah yang berat dan mustahil tersebut.
Yah
melanggar aturan merupakan rahasia kejeniusan, brilian dan ulet dari seorang
Einstein. Melanggar aturan memang tidak mudah, tapi hal itu sangat menyenangkan dan mengasyikan, karena
dunia seakan ada di tangan kita.
Mengapa melanggar
aturan? Sejak kecil kita dilatih
untuk mengikuti aturan, jika tidak, maka akan ada sanksi dan hukuman yangn mengenai kita dari orang tua kita. Demikian juga saat usia sekolah, kuliah, dan hingga kita bekerja. Semua berada
dalam kemapanan aturan dan kita telah dilatih untuk mempelajari aturan-aturannya,
menggunakannya, dan harus menghormatinya. Karena keterbatasan inilah yang mungkin menjerat kita dalam
menyelesaikan masalah.
Sebaliknya, saat jamannya Einstein
memilih terisolasi dari komunitas ilmiah, tidak hadir dalam konvensi-konvensi
untuk mempelajari apa yang dipikirkan orang lainnya, dan ia memilih bebas
menciptakan solusi-solusi hebat.
Lantas, amankah
jika kita gunakan prinsip melanggar aturan? Jawabannya adalah berhati-hatilah para pelanggar aturan. Kita tidak mungkin menggunakan pemikiran cara Einstein dan
melanggar aturan untuk memecahkan masalah tanpa resiko. Oleh karena itu aturan seperti kesopanan, pertimbangan, dan kemurahan hati
tidak boleh dikesampingkan begitu saja.
Apakah semua orang mampu berfikir secara
Einstein?Semua orang mampu berpikir cara Einstein, mereka tak terbatas pada usia, tingkat pendidikan, kurang pengalaman, atau hal lainnya. Karena berfikir cara Einstein bukan proses yang rumit, tetapi
juga tidak mudah. Berpikir
secara Einstein dapat diibaratkan menulis dengan tangan kidal, artinya sesuatu yang sulit dilakukan, namun bisa dengan
suatu latihan.
Bagaimana cara melatih berpikir cara Einstein? Berpikir secara
Eistein dapat dilakukan dengan sering latihan, melakukan
perubahan, dan memakai alat-alat yang
dapat membantu dengan lebih mudah dan mendapatkan hasil yang
lebih besar. Semakin banyak
latihan, maka semakin memudahkan. Selain itu kita harus menjaga ide-ide yang ada agar terus berkembang dan lebih kreatif.
Bagaimana cara menemukan solusi dari masalah?
Solusi dari masalah dapat ditemukan, jika kita mampu menentukan masalah dengan tepat. Masalah yang didefinisikan dengan cepat akan mengacu solusi tepat dan bahkan hebat, Sebaliknya, jika salah
dalam menentukan masalah, maka mustahil solusi di dapatkan. Sebagai contoh adalah Ibarat saya ingin terbang dengan mengepakkan lengan saya seperti
sayap. Apakah sebenarnya inti dari masalah
tersebut? Apa motivasi atau kebutuhan dari masalah tersebut? Karena
suatu masalah sebesar apa pun akan terpecahkan bila ada desakan kebutuhan dan motivasi tinggi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Bagaimana
shobat blogger, adakah
masalah-masalah anda yang belum terpecahkan hingga saat ini hingga anda merasa
stress? Jangan tunda lagi jika stress didiamkan dalam waktu lama akan berujung
depresi. Kita semua sudah tahu akan dampak stress dan depresi yang berkepanjangan mampu
mengundang segala penyakit menyerang kita. Penyakit akan semakin mengekang gerak kita dan merusak kehidupan kita.
Tunggu apa lagi, pecahkan segera masalah-masalah anda dengan cara berfikir secara Einstein ini. Langgarlah aturan-aturan yang membatasi ruang
gerak dan berpikir Anda. Lupakan kelemahan-kelemahan kita dan cari
kelebihan-kelebihan yang kita miliki. Singkirkan kebiasaan-kebiasaan lama yang
berlaku hingga saat ini dan ciptakan ide kreatif dan mungkin sedikit dianggap gila
oleh orang lain. Fokuskan bahwa masalah itu adalah kebutuhan mendesak kita,
sehingga kita termotivasi untuk mencapainya.
Kita mungkin tidak
sejenius Einstein dengan segala hasil karyanya yang dapat dirasakan oleh umat
manusia sedunia hingga saat ini. Namun dengan memakai cara berfikir Einstein
yang jenius dalam mengatasi segala masalah, setidaknya kita mampu mencari
solusi terbaik dan terhebat dari diri kita.
Dalam kondisi dan pikiran
normal pernahkah terlintas bahwa seseorang akan mampu melompati pagar dinding
setinggi 6 meter? Bagaimana jika dalam kondisi terdesak, bahwa seseorang
tersebut butuh rasa aman dari segala bencana atau ancaman? Seseorang tersebut dengan
mudah melewati pagar dinding setinggi 6 meter dengan cara yang tidak dipikirkan
sebelumnya.
Banyak kisah-kisah
inspiratif di sekitar kita, seseorang yang hanya mengenyam pendidikan SMP mampu
menjadi owner dengan berbagai sektor bisnis dengan mempekerjakan ratusan orang
lain dengan pendidikan yang melebihi dirinya untuk menjabat sebagai manajer atau
staff ahli di perusahaannya.
Tak sedikit orang
yang sukses hidupnya yang berangkat dari keluarga yang bukan dari orang tua
yang berada dan sukses, tapi berasal dari keluarga miskin yang tak memiliki
apa-apa. Tak terhitung pula orang berhasil mengenyam pendidikan tertinggi
hingga ke luar negeri, sedangkan ia berasal dari orang tua yang buta huruf dan
tak memiliki biaya pendidikan sedikit pun untuk anaknya.
Di sisi lain banyak
para penyandang disabilitas, namun mereka mampu mengukir prestasi yang melebihi
manusia normal dan sempurna fisiknya. Banyak pula dari diri mereka menjadi
motivator ulung bagi orang lain, bahkan motivator untuk manusia normal yang
merasa kurang dan putus asa dalam menjalankan kehidupannya.
Apakah faktor
keberuntungan yang memihak pada mereka, hingga mereka dapat berhasil sukses dan
mampu melebihi yang lain? Yah mereka memang beruntung. Beruntung memiliki sikap
dan pemikiran yang melebihi yang lain. Mereka mau dan mampu melanggar aturan! Mereka
mampu membuang pemikiran-pemikiran sempit mereka, mereka membuang stigma-stigma
yang beredar, kebiasaan-kebiasan dan keyakinan orang-orang biasa. Mereka
berlatih dan terus berlatih, ulet, pantang menyerah, yakin, percaya diri, dan
akhirnya mereka berhasil dalam keberuntungannya.
Apakah stigma-stigma yang beredar dalam
masyarakat selama ini? Inilah beberapa contoh seperti :
1. Orang
miskin tidak bisa sekolah
2. Orang
disabilitas tidak dapat berbuat apa-apa dan hanya menjadi beban orang lain
3. Jika tak
ada modal maka tak bisa buka usaha
4. Orang bisa
sukses karena orang tua yang sukses
5. Mukena
berwarna putih
6. Bakso
itu bulat
7. Kopi hanya
enak disajikan dan diminum saat panas
8. Dan
lain-lain.
Sahabat blogger,
sudah dijelaskan di bagian alenia sebelumnya bahwa apa pun masalah dan sesulit apa pun
pasti ada solusinya selama kita tahu apa sebenarnya masalah kita dan sebesar
apa kebutuhan kita hingga kita memiliki desakan atau motivasi untuk
mencapainya. Langgar aturan dan konsep-konsep lama yang masih ada dan membatasi
kita, kembangkan ide-ide kreatif dan dapatkan solusi terbaik dan terhebat dari
diri kita.
Demikianlah artkel
kali ini, penulis berharap dengan membaca artikel ini pembaca mendapat satu tips
berharga yang dapat membantu pembaca, bagaimana cara kita mengatasi berbagai masalah agar tidak
berujung pada stress dan depresi. Berpikir Cara Einstein adalah salah satu tip solusinya.