Hari ini kesabaran Mahmunah bener-bener
diuji. Mahmudi suaminya tipe suami yang polos, lugu, tidak peka, tapi selalu
bikin rasa kangen Mahmunah. Mahmudi tipe lelaki yang baik, penyayang, setia dan
itu sudah dipahami Mahmunah sejak masih pacaran.
Mahmunah dan Mahmudi sama-sama
bekerja di sebuah PT di wilayah pinggiran Jakarta hingga sekarang. Kini
Mahmunah sudah menikah dengan Mahmudi setahun lalu, dan mereka tinggal di rumah
kontrakan dekat tempat pekerjaan mereka.
Hari itu hari Minggu dan
kebetulan mereka libur alias tidak lembur kerja. Namun bagi Mahmunah tidak ada
kata libur, sebab ketika di rumah pun pekerjaan sudah mengantri minta diselesaikan.
Mahmunah tidak pernah mengeluh apalagi menggerutu, semua dikerjakan dengan
sabar dan senang hati.
PAGI HARI
Mahmunah lagi sibuk mencuci pakaian
di belakang dekat dapur. Agar tidak merasa capek, Mahmunah menyanding Radio dan
memilih lagu dangdut kesukaannya. Sesekali tangannya berhenti mengucek lantas
memeragakan adegan dalam lagu, seakan ingin menghayati secara total.
Mahmudi : “Maaa…
“
Terdengar
suaminya memanggil agak berteriak dari Kamar
“ Kopinya uda
belum?”
Mahmunah : “Udaaah…”
Mahmudah menjawab dengan berteriak juga.
Mahmudi : “
Maaa… Air hangat buat mandi uda beluuum?”
Mahmudi bertanya lagi dan tetap dari dalam
kamar
Mahmunah : “Udaaah…”
Mahmudah menjawab dengan berteriak juga.
Mahmudi : “Maaa…
“
“ Indomie
nya uda mateng beluuum?”
Mahmunah : “Udaaaah…”
Mahmudi :
Merasa sudah disiapin semua, Mahmudi keluar kamar.
Tapi Mahmudi kaget terheran-heran sambil
tengak-tengok.
“ Ma, air
hangat buat mandi mana? Kopi? Indomie juga mana?
Kok nggak ada,
katanya tadi udah.”
Mahmunah : "Udaaah..
Nonton aja terus tuh infotainment. Tadi Mama uda bilang
kalau gas habis
dan minta tolong dibeliin. Lupa ya?”
Mahmudi : “Masya
Allah Ma….lupa.”
Mahmudi
terkekeh kekeh tertawa sembari ngedipin mata kiri ke
Mahmunah istrinya.
Lantas melepas selang gas.
SORE HARI
Selepas istirahat
tidur siang Mahmudi dan Mahmudah saling bercengkerama di kamar. Saat seperti inilah
saat yang mendamaikan hati dan menenangkan jiwa. Tak peduli kaya atau miskin.
Mahmudi : “
Ma, mumpung libur sore ini mau ke mana?”
Mahmunah : “ Gaklah.”
Mahmudi : “
Ke mall yuk”
Mahmunah : “ Gaklah.”
Mahmudi : “
Muter-muter yuk”
Mahmunah : “ Gaklah.”
Mahmudi : “ Makan Pecel lele di luar aja yuk”
Mahmunah : “ Gaklah.”
Mahmudi : “
Mau nya ke mana?”
Mahmunah : “ Gaklah.”
Mahmudi : “
Oh aku tahu, Mama suka Peyek Teri sama Peyek Rebon kan?
Hayoooo…pasti
mau. Kita beli yuk di deket gerbang pasar.”
Mahmunah : “ Ok lah kalau gitu.”
Mahmunah malah
yang semangat. Langsung siap-siap.
Mahmudah dan
Mahmudi berboncengan naik motor.
Mahmunah : “
Pa, katanya ke gerbang pasar, kok lewat sini?’
Mahmudi : “
Muter-muter dulu lah Ma, biar gak suntuk”
Mahmunah : “ Oh ya udah.
Pa, kok
tiba-tiba perut laper. Itu ada Pecel lele.
Makan dulu yuk.”
Mahmudi : “ Tar aja Ma, di sana juga ada.”
Dua Puluh menit
kemudian.
Mahmunah : “ Pa, itu ada pecel lele, makan yuk.”
Mahmudi : “
Ma, tempatnya kotor dekat sampah, yang lain aja ya.”
Mahmunah : “ Oh ya udah. Pa.”
Hampir satu jam
muter-muter, tiba-tiba hujan.
Mahmudi : “ Yah hujan Ma, gimana?”
Mahmunah : “ Pulang ajalah.” Nada Mahmunah agak kesel.
Mahmudi : “ Ok deh.” Mahmudi membelokkan motornya dan
buru-buru gas.
Dua puluh menit
kemudian mereka sampai rumah.
Mahmudi : “
Alhamdulillah, untung ga deres hujan.
Ngomong-ngomong
kok laper ya.
Masak indomie
Ma”
Mahmunah : Mahmunah ga mampu menyembunyikan kesalnya.
“ Pa, apa ku
bilang tadi. Mama gak mau kemana-mana.
Akhirnya apa?
Makan pecel
lele gak jadi, peyek teri ga jadi, peyek ikan asin juga.
Kalau cuma mau
makan indomie di rumah, kenapa muter-muter
dulu selama
sejam lebih, terus hujan-hujanan?.
Mahmunah
ngibrit ke kamar. “Huh..”.
Mahmudi : Bingung
dan Bengong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar